Luar biasa. Mungkin itu kata yang tepat untuk mengungkapkan begitu istimewanya pernikahan putri bungsu Sri Sultan Hamengku Buwono X. Royal Wedding Keraton Yogyakarta itu telah dilaksanakan Selasa, 18 Oktober 2011. Asal tahu saja, saat kirab pengantin dari Keraton menuju Kepatihan di Malioboro, kawasan sepanjang jalan itu dipadati jutaan warga Yogyakarta yang ingin menyaksikannya.
Inilah sebuah peristiwa budaya agung yang telah berlangsung di kota budaya Yogyakarta. Pernikahan GKR Bendara dengan KPH Yudanegara ini menjadi peristiwa besar karena sejumlah faktor. Di antaranya, acara itu dihadiri Presiden SBY dan Wakil Presiden Boediono. Belasan menteri dan puluhan pejabat tinggi negara lainnya juga hadir di acara tersebut.
Yang tidak kalah penting, Pawiwahan Ageng tersebut juga akan menjadi peristiwa budaya dunia yang tak kalah menariknya dibandingkan pernikahannya Pangeran William dengan Catherine Middleton dari Inggris.
Selain itu, pernikahan agung ini menjadi istimewa karena dilaksanakan setelah pemerintah pusat memberikan jawaban terhadap soal Keistimewaan Yogyakarta yang cukup melegakan.
Meski RUUK masih dalam pembahasan, namun jawaban pemerintah terhadap soal penetapan dinilai cukup aspiratif. Karena itu Presiden SBY beserta anggota Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II banyak yang ingin datang dalam pernikahan agung ini.
Selain itu, yang semakin membuat pernikahan ini menjadi peristiwa besar adalah karena keterlibatan berbagai pihak untuk menyukseskannya. Berbagai elemen masyarakat, dari Sekber, pengusaha, seniman, budayawan dan lainnya turut terlibat dengan mengadakan berbagai acara yang bersifat mangayubagya. Berbagai pertunjukan seni dan budaya pun banyak digelar beberapa hari sebelum acara puncaknya.
Bahkan antusiasme masyarakat Yogyakarta yang meluber dari Keraton hingga sepanjang Malioboro juga memperlihatkan daya tarik peristiwa tersebut. Kirab yang dilaksanakan dengan kereta Keraton dan pengawalan pasukan tradisional itu makin menambah kentalnya unsure budaya dalam peristiwa itu. Rasanya, Royal Wedding Keraton Yogyakarta tak kalah anggun dan spektakuler dibandingkan kirab yang dilakukan Pangeran William dengan Middleton.
Kemegahan prosesi pernikahan putri keraton ini sudah selayaknya dimanfaatkan untuk mengangkat citra pariwisata Yogyakarta maupun Indonesia. Peristiwa ini sekaligus memperlihatkan warisan luhur budaya bangsa yang sudah sepantasnya terus dipelihara dan dilestarikan. (*)