Latest News

Terapi Seni Dan Kebebasan Budaya Indonesia


terapi seni
Saat ini sudah dikembangkan terapi seni atau art therapy melengkapi berbagai terapi yang telah ada sebelumnya, seperti terapi humanistik, konseling, kognitif, dan tingkah laku. Terapi psikologi dari waktu ke waktu memang terus berkembang.

Terapi seni ini dinilai dapat untuk berikan service psikologi untuk mereka yang sedang alami masalah serta tekanan hidup layaknya halnya terapi psikologi yang lain terlebih untuk mereka yang sukar berkomunikasi dengan verbal.

Di antara ahli yang sudah tekuni terapi seni ini yaitu Prof Dr Evelin Witruk. Dia yaitu peneliti, serta psikolog di Institute for Psychology, bagian Pendidikan dan Psikologi Rehabilitasi, Faculty of Biosciences, Pharmacy, and Psychology di Universitas Leipzig, Jerman. Saat ini Evelin Witruk sedang membagikan pengetahuan serta pengalamannya tersebut pada mahasiswa serta beberapa psikolog bertempat di Fakultas Psikologi UGM.

Menurut ketua program studi Magister Psikologi Profesi, Fakultas Psikologi UGM, Dr MG Adiyanti kehadiran Witruk ini diinginkan dapat menambah wawasan serta pengetahuan mahasiswa serta beberapa psikolog di Jogjakarta perihal terapi seni. “Kebetulan Witruk ini dalam pengembangan art therapy lebih menghimpitkan pada painting serta drawing, ”papar Adiyanti, di sela-sela workshop art therapy bareng Evelin Witruk di Yogyakarta beberapa waktu lalu.

Diterangkan Adiyanti sepanjang ini mahasiswa ataupun profesi psikolog semakin banyak dikenalkan pada pendidikan serta latihan terapi psikologi di tingkat individu, grup ataupun komune dengan terapi yang tetap berbentuk konvensional. Dia memberikan terapi seni yang dikembangkan oleh Witruk pada mulanya sudah dikerjakan pada anak-anak korban tsunami di aceh. Terapi ini yang dikerjakan pada anak-anak korban tsunami aceh ini, tambah Adiyanti, cukup sukses untuk memulihkan kembali (recovery) situasi psikis mereka pasca tsunami.

Terapi seni tersebut menurut Adiyanti cukup terbuka untuk dikembangkan di Indonesia mengingat karakternya yang bebas budaya (free culture). Ia berikan contoh agar bisa menilai serta berikan jalan keluar pada seseorang yang sedang menghadapi masalah psikologi dapat dilihat dari kemampuannya menggambar.

“Bisa pada anak-anak, remaja sampai orang tua. Contohnya mereka yang dapat menggambar serta tidak dapat menggambar dapat tampak masalah psikologi yang sedang dihadapi hingga segera dicari pemecahannya, ”tegas Adiyanti tentang terapi seni tersebut.